Aku bertemu ina saat masih duduk
di bangku MTS, bagiku dia hanyalah teman biasa. Setiap hari aku berjumpa dan
selalu bercanda ataupun bermain bersama. Tak terasa sudah 3 tahun berlalu, aku
sekarang sudah berada dikelas 3 sama seperti ina, kebetulan selalma 3 tahun aku
selalu berada dikelas yang sama, dan semakin lama aku melihat ataupun berada
disampingnya aku merasa terdapat suatu kenyamanan yang tidak dapat aku rasakan
bila berada disamping temanku yang lain. Dan terkadang aku merasa cemburu jika ada laki-laki lain yang mendekatinya.
Setelah menyelesaikan ujian akhir sekolah, aku dan teman-teman mengadakan
perjalanan untuk menghilangkan stres ataupun kepenatan karena telah banyak
menguras pikiran untuk ujian, aku berharap ina mau ikut dengan kami, tapi ternyata
dia tidak mau ikut. Entah mengapa aku menjadi kesal dan sedih karena dia tidak
ikut, aku berpikir apakah mungkin aku mencintainya. Memang aku belum pernah
mencintai seseorang ataupun menjalin hubungan dengan orang lain, tapi aku
acuhkan semua pikiran itu.
Tidak lama setelah kami pulang dari perjalanan, kamipun mengadakan acara
perpisahan dengan teman-teman dan guru. Kemudian aku melihat ina dan bertanya,
”ina kamu mau melanjutkan sekolah dimana” tanyaku, ”mungkin aku akan sekolah ke
luar riau”. Entah mengapa kali ini aku makin sedih setelah mendengar jawaban
itu. Tak ingin rasanya aku berpisah jauh dengannya. Tapi perasaan itu masih ku
tahan.
Beberpa bulan berikutnya aku sudah duduk di bangku SMA. Aku masih sering
menghubungi ina melalui SMS ataupun menelponnya. Saat itu aku mulai berani
mengatakan bahwa aku kangen dia, tapi aku belum berani mengatakan bahwa aku
mencintainya. Hingga suatu saat ketika bulan ramadhan ia mengatakan bahwa dia
akan pulang keriau, aku sangat senang ketika mendengar kabar itu. Terpikir
dalam kepalaku inilah saatnya aku mengungkapkan perasaanku kepadanya.
Bulan ramadhan pun tiba, ina pun pulang, tapi sudah 2 minggu lamanya aku
belum juga berjumpa dengannya. Aku hanya bisa menghubunginya melalui Hp saja.
Hingga suatu hari aku mulai memberanikan diri mengungkapkan perasaanku
kepadanya. ” ina sebenarnya selama ini aku sangan mencintaimu”, itulah kalimat
yang aku kirimkan kepadanya melalui SMS, ”aku juga mencintaimu’ balasnya. Aku
kaget setengah mati melihat balasan darinya. ”aku serius ina aku benar-benar
mencintaimu, maukah kau menjadi kekasihku?’ tanyaku kembali, ” sudahlah jangan
bercanda ladi aku jadi geli mendengarnya” jawab ina. Aku tidak mengerti mengapa
ina menganggap aku bercanda. Mungkin selama ini aku memang selalu bercanda
kepadanya. ”ina aku tidak bercanda, aku serius, apakah kamu mau menjadi
kekasihku” kali ini ina mungkin sudah merespon kata-kataku. ”aku tidak bisa
menjawab sekarang” katanya. Akhirnya aku memberikan waktu kepadanya untuk
berfikir.
Idul fitri pun tiba, tapi ina masih belum menjawab. Aku hanya bisa
bersabar, hingga tidak lama dari itu teman-teman mengajakku untuk jalan-jalan.
Ternyata ina ikut,dan aku sangat senang. Memang beda kelihatanya setelah aku
mengatakan perasaanku kepadanya, tapi aku tidak peduli dengan semua itu.
Keesokkan harinya
ternyata ina harus kembali pulang karena tidak lama lagg=gi dia akan masuk
sekolah. Aku sangat sedih,selain karena dia akan pergi, juga karena dia belum
menjawab pertanyaanku. Aku berfikir mungkin ina tidak menanggapi dan hanya
menganggap aku bercanda.
Tiba-tiba Hpku berbunyi,aku melihat
sebuah pesan singkat dari ina ” bagaiman kalau kita coba jalani dulu” aku
kaget,dan ku langsung bertanya kembali, ” ina apakah pesan ini berarti kau mau
menjadi kekasih ku?” tanyaku. ” iya cerewet” balasnya. Melihat itu aku seperti
melayang kelangit ketujuh. Aku sangat senang karena ina mau menjadi pacarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar